Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.
B. Cara Penyuntikan
Berikut 12 cara penyuntikan secara singkat :
1. Injeksi Intrakutan / Intradermal (i.k/i.c)
Dimasukkan kedalam kulit yang sebenarnya, untuk diagnosa. Volume yang disuntikkan antara 0,1 - 0,2 ml.
2. Injeksi subkutan / hipodermik (s.k/s.c)
Disuntikkan kedalam jaringan dibawah kulit kedalam alveolar. Volume yang disuntikkan tidak lebih dari 1 ml.
3. Injeksi Intramuskuler (i.m)
Disuntikkan kedalam atau di antara lapisan jaringan/otot. volume penyuntikan antara 4-20 ml.
4. Injeksi intravena (i.v)
Disuntikkan kedalam pembuluh darah vena.
Injeksi dengan volume 15 ml / lebih tidak boleh mengandung bakterisida
Injeksi dengan volume 10 ml atau lebih harus bebas pirogen.
5. Injeksi intraarterium (i.a)
Disuntik kedalam pembuluh darah arteri / perifer. Volume antara 1 - 10 ml, tidak boleh mengandung bakterisida.
6. Injeksi intraktor / intrakardial (i.kd)
Disuntik langsung kedalam otot jantung atau ventriculus, disuntik hanya dalam keadaan darurat.
7. Injeksi intratekal (i.t), intraspinal, intrasisternal (i.s), intradural (i.d), subaraknoid.
Disuntik langsung kedalam saluran sumsum tulang belakang pada dasar otak (antara 3-4 atau 5-6 lumbra vertebrata) yang ada cairan cerebrospinalnya.
8. Injeksi intraartikulus
Disutikkan kedalam kedalam cairan sendi di dalam rongga sendi.
9. Injeksi subkonjuntiva
Disuntikkan kedalam selaput lendir dibawah mata.. Tidak lebih dari 1 ml.
10. Injeksi intrabursa
Disuntikkan kedalam bursa subcromillis atau bursa olecranon dalam bentuk larutan suspensi dalam air.
11. Injeksi intraperitoneal (i.p)
Disuntikkan langsung kedalam rongga perut. Penyerapan cepat, bahaya infeksi besar.
12. Injeksi peridural (p.d) extradural, epidural.
Disuntikkan kedalam ruang epidural, terletak diatas durameter, lapisan penutup terluar dari otak dan sumsum tulang belakang.
Sumber : Buku Teknik Pembuatan Sediaan Obat Jilid 2 penerbit EGC